Senin, 03 Maret 2014

SETELAH ADA KESUSAHAN, PASTI ADA KEMUDAHAN

Sumur Abar - Wahai saudaraku, pernahkah Anda merasakan sebuah keadaan dimana berbagai cobaan datang silih berganti, berbagai musibah datang menerpa, berbagai kesulitan hidup menghimpit jiwa dan menyesakkan dada–dada kita. Pernahkah Anda merasakan sebuah keadaan di mana berbagai upaya telah kita tempuh, berbagai ikhtiar dan doa telah kita jalankan, akan tetapi permasalahan itu tak kunjung selesai, hanya tinggal kepasrahan atas kehendak Allah, yang menyelimuti pikiran kita, pernahkah kita mengalaminya? Itu merupakan sebuah dinamika hidup yang harus kita jalani. Sesungguhnya setelah kelaparan ada kenyang, sesudah dahaga ada kesejukan, setelah bekerja ada istirahat, setelah sakit ada sembuh, yang sesat akan menemukan jalannya, yang telah melalui kegelapan ada secercah cahaya terang benderang. Bagaimanapun hidupmu, pastikan janganlah membuatmu bersedih, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sebagaimana firman Allah ; “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah (94) : 5-6). Bukan hanya kita sebagai manusia biasa yang mengalaminya, kekasih-kekasih Allah seperti para nabi-Nya pun tak kan luput dari permasalahan tersebut. Rasulullah Saw pun pernah mengalami berbagai cobaan dalam hidupnya, percobaan pembunuhan, pelecehan, cacian, hingga pemboikotan pun pernah beliau rasakan, tapi sungguh luar biasa ketabahan beliau dan keoptimisan beliau dalam menyikapi hal itu semua. Ketika ayat 5-6 surat Al-Insyirah turun, Rasulullah Saw bersabda ; “Bergembiralah kalian semua, karena akan datang bagi kalian kemudahan, kesukaran tidak akan mengalahkan dua kemudahan.” Maka saudaraku, berilah kabar gembiralah bagi malam yang gelap, bahwa esok lusa akan ada fajar terang dari puncak gunung, dan celah-celah lembah. Berilah kabar gembira bagi mereka yang dalam keadaan gelisah, goncang, bahwa akan ada kegembiraan dan ada kelembutan tersembunyi dibalik penderitaan itu. Ketika kita hendak menuju Jakarta dari Surabaya, dapat dipastikan kita tidak akan langsung melihat Jakarta pada langkah-langkah awal, akan tetapi setapak demi setapak yang kita lalui hanya akan terlihat di depan mata kita pemandangan yang jaraknya hanya sekian meter dari posisi kita, namun apabila terus berjalan menempuh perjalanan, maka Jakarta itupun akan segera terlihat oleh mata, dan sampai pula di Jakarta tempat tujuan. Sesungguhnya, setiap ada muara ada hulunya atau sebaliknya. Ada ujung ada pangkalnya, ada kesulitan pasti setelah itu ada kemudahan. Sebagai seorang mukmin kita harus meyakini bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan. Yakinlah apabila himpitan dan kesulitan itu telah mencapai puncaknya, maka insya Allah ia akan berakhir dan terlampaui dengan hadirnya kemudahan dan kelapangan. Lihatlah bagaimana saat Imam Ahmad bin Hanbal dipenjarakan, dicambuk, namun apa yang terjadi pada beliau setelah itu? Beliau jadi Imam ahli Sunnah. Imam Ibnu Tayyimiyah keluar dalam tahanannya penuh dengan ilmu yang berlimpah ruah. Mengarang 20 jilid buku fikih. Ibnu Katsir Ibnu jauzi di Baghdad dan Imam Malik bin raib di timpa musibah yang hampir mematikan beliau, dengan penderitaannya itu beliau telah menulis kasidah yang benar-benar membuat orang terpukau, syair-syair beliau yang membuat orang membacanya terperangah dapat mengalahkan penyair-penyair Abbasiyyah yang terkenal itu. Apabila seseorang menimpakan kepadamu kemudharatan, dan apabila kamu ditimpa musibah, maka lihatlah dari sisi lainnya. Bila kamu melihat kegelapan, carilah titik terangnya. Apabila kamu disuguhkan seseorang secangkir jeruk nipis yang asam, maka tambahkanlah gula di dalamnya biar terasa manis. Jadikanlah pendingin di dalam tubuhmu yang keras, dan panas itu sebagai penyeimbangnya. Agar keluar dari dalam tubuh kita bunga yang harum semerbak wanginya. Bila kamu benci akan sikap seseorang, jangan jauhi ia, ambil dan lihat sisi baik darinya, karena Allah berfirman : “Bisa jadi sesuatu yang kamu benci itu, malah yang terbaik untukmu. Begitupun sebaliknya, bisa jadi suatu yang sangat kamu cintai, ia tak baik dan menjadi mudharat untukmu juga.” (Qs. Al-Baqarah (2): 216). Sumur Abar, 3/3/2014

1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More