This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 12 Desember 2013

KALAU GAGAL, JANGAN COBA LAGI

Sumur Abar - Mungkin pembaca merasa heran dengan judul di atas, dalam mindset yang kita pahami, apabila Anda gagal dalam mencapai suatu keinginan atau target, maka teruslah mencoba dan mencoba. Jangan pernah berhenti mencoba sebelum tercapai target tersebut. Namun justru, berjuang dan mencoba terus tanpa henti hanya akan membuat usaha Anda sia-sia. Ini tentang cara. Seperti kisah Thomas Alfa Edison. Ketika Thomas Alfa Edison diundang untuk berbicara di sebuah pertemuan para ilmuwan dan bangsawan di Inggris, ia mendapat pertanyaan dari seorang bangsawan yang sedikit menyindirnya “Hai Thomas, kudengar engkau gagal sampai 1448 kali dalam mengadakan uji coba untuk menemukan bola lampu listrik ya?” kata bangsawan itu pada Thomas Alfa Edison, dan iapun menjawab, “Tuan, maaf! Saya tak pernah gagal. Saya cuma menemukan cara yang tak bisa menbuat bola lampu menyala lewat listrik sebanyak 1448 kali, dan sampai kali ke-1449 kutemukan cara untuk menyalakan bola lampu dengan listrik.” Jadi, dengan 1448 kali kegagalan, apakah Thomas Alfa Edison hanya menggunakan satu cara untuk menemukan lampu yang menyala? Tidak. Thomas di percobaan pertama, gagal. Percobaan berikutnya tentu Thomas mengubah cara untuk menemukan cara mana yang paling pas untuk membuat lampu. Andai Thomas hanya menggunakan satu cara pertama dan gagal, lalu terus dicoba, akankah lampu berhasil ditemukan? Tentu tidak. Artinya, jika kita sudah mencoba satu cara, bahkan dicoba beberapa kali namun tetap gagal dan hasilnya belum memenuhi ekspektasi, maka jangan buang-buang waktu untuk mencobanya kembali. Atau mencoba dengan bertahan pada cara lama yang hanya akan mengulangi kesalahan atau kegagalan yang sama. Tapi cobalah pendekatan baru, yang belum pernah kita coba sebelumnya. Dengan melakukannya maka kita akan mempunyai kesempatan lain untuk berhasil mencapai target daripada hanya mempertahankan cara yang sudah terbukti tidak berhasil. Sama halnya dengan menuju tempat tertentu, ketika kita sudah mengetahui satu jalan yang salah, maka yang harus kita lakukan adalah mencari jalan lain yang akan menujukan ke tempat tersebut, bukan justru mengulangi lewat jalur yang sama. Kisah lain, sebelum Soichiro Honda sukses, perjalanan karirnya dipenuhi oleh kegagalan demi kegagalan. Namun apa yang menjadi rahasia keberhasilannya? Inilah kisahnya. Ayah Soichiro Honda, Gihei Honda adalah seorang tukang besi yang beralih menjadi pengusaha bengkel sepeda. Walaupun Gihei Honda miskin, ia suka pembaruan. Rupanya sifatnya dan juga keterampilannya menangani mesin menurun pada Honda. Sebelum masuk sekolah pun Soichiro sudah senang membantu ayahnya di bengkel besi. Di sekolah prestasinya rendah. Tidak jarang ia membolos. Namun selama hidupnya, Honda terkenal sebagai penemu. Ia memegang hak paten lebih dari 100 penemuan pribadi. Yang pertama ditemukannya ialah teknik pembuatan jari-jari mobil dari logam. Ketika mengundurkan diri tahun 1973, penghasilannya mendekati 1,7 miliar dolar. Walaupun sudah pensiun, nasihatnya masih didengar. Ia mengatakan, "Semua orang menginginkan kesuksesan. Bagi saya kesuksesan hanya bisa diraih dengan kegagalan dan intropeksi diri.” Ternyata rahasia suksesnya adalah melakukan intropeksi diri! Saat gagal dengan cara yang lama, ia berupaya mencari dan menggunakan cara yang lain. Ketika eksperimennya tidak berhasil, ia meneliti kesalahan cara lama yang sudah dilakukan, menganalisis alasan ketidakberhasilan produknya, sehingga lama-lama menemukan sebuah formula sukses yang sebenarnya. Hasilnya, ia muncul sebagai penemu yang hebat dan diakui oleh dunia "Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahannya dan mencoba lagi dalam suatu cara yang berbeda," demikian ujar Dale Carnegie. Dan itulah yang perlu kita terapkan dalam usaha kita mencapai impian kita. Sayangnya tidak sedikit dari kita yang tidak belajar dari kesalahan yang sudah diperbuat. Sudah tahu cara itu tidak akan membuahkan hasil yang baik, namun tetap saja terus dicobanya. Kita beralasan, "Kita harus tekun dan tidak boleh cepat berputus asa bila menemui kendala." Itu memang benar. Setiap pekerjaan harus dibangun dengan ketekunan dan kesabaran, tetapi bukan berarti kita tidak boleh bersikap fleksibel terhadap pekerjaan kita. Jika kita tahu bahwa apa yang kita lakukan salah, keliru, tidak tepat, dan tidak berhenti untuk mengoreksinya, maka sebenarnya kita sudah melakukan kesalahan yang lain. Tepatlah apa yang dikatakan oleh Confucius, "Seseorang yang melakukan kesalahan dan tidak membetulkannya, telah melakukan satu kesalahan lagi.” Sehingga apabila kita merasa suatu usaha kita baik dalam bekerja maupun belajar ternyata hanya diam di tempat tanpa perkembangan yang justru membuat semakin tertinggal, jangan ragu untuk memutar haluan. Jangan takut untuk mengubah cara untuk mengejar target awal. Jika kita mengharapkan hasil yang berbeda dari hari-hari sebelumnya, maka kita perlu melakukan sesuatu yang berbeda dengan cara yang berbeda. Sebaliknya jika Anda tetap melakukan apa yang selalu Anda lakukan, jangan heran jika Anda tetap mendapat apa yang selalu Anda dapatkan. Sumur Abar, 12/12/2013

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More